11:50 AM Udang Rebon Bikin Tulang Padat | |||||||||||||||||||||||||||||||||
![]()
Sumber: direktorat gizi Depkes, 1992
Bahan Dasar Membuat Terasi Udang rebon merupakan bahan dasar paling penting dalam pembuatan terasi. Akhir-akhir ini banyak orang menghindari konsumsi terasi karena dalam beberapa penelitian ditemukan penggunaan pewarna tekstil dalam proses pembuatannya. Padahal, pada sebagian kuliner di Tanah Air, menu makanan tidak lengkap tanpa kehadiran sambal. Dan sambal tidaklah lengkap tanpa terasi. Untuk membedakan terasi yang menggunakan pewarna atau tidak, dapat dilihat dari warnanya. Terasi yang tidak menggunakan pewarna memiliki warna asli seperti tanah, yakni cokelat kehitam-hitaman. Terasi yang menggunakan pewarna menjadi kemerahan. Perlu diwaspadai terasi berwarna kemerahan sangat cerah, sebab ada kemungkinan menggunakan pewarna sintesis yang dilarang di daiam makanan, seperti rhodamin B. Membuat terasi sendiri dapat dijadikan pilihan untuk menghadirkan terasi yang sehat bagi anggota keluarga. Caranya cukup mudah, sederhana, tidak ribet. Siapkan udang rebon, cuci hingga bersih dengan air mengalir. Udang rebon utuh (kepala, kulit, dan ekornya) dicampur garam, diblender atau ditumbuk hingga lembut. Adonan yang sudah halus diperas dengan kain tipis atau serbet, seperti memeras kelapa hingga adonannva sama sekali tidak mengandung air. Adonan dibentuk sesuai selera, lalu dijemur di bawah sinar matahari hingga benar-benar kering. Adonan terasi juga dapat langsung dipanggang di daiam oven hingga sangat kering. Jika proses pengeringan berjalan baik, terasi umumnya dapat disimpan hingga setahun. ![]() Meskipun kita lebih banyak mengenalnya dalam bentuk olahan, udang rebon banyak dijual di pasaran, terutama pasar tradisional. Lebih baik bila udang rebon dikonsumsi dalam keadaan utuh karena kita bisa memperoleh manfaatnya secara optimal. Jika dikonsumsi dalam bentuk olahan seperti terasi, jumlah yang dikonsumsi sangat sedikit, sehingga manfaat gizi yang didapat dari udang rebon kurang optimal. Demikian pula jika dibuat kerupuk, udang yang digunakan juga tidak banyak. Yang layak dikonsumsi adalah udang segar, yang dapat diketahui dari aromanya. Udang yang sudah membusuk badannya lembek. Karena itu, pilihlah udang yang memiliki badan yang masih keras. Selain itu, warna udang segar berwarna jernih berseri dan tidak ada bintik-bintik hitam. Saat memasak udang sebaiknya gunakan api besar, sehingga cepat matang. Pemasakan yang terlalu lama akan menyebabkan cairan tubuh udang yang sebenarnya penuh gizi, menjadi larut dan terbuang. Lebih baik bila udang dikonsumsi dengan cara dipanggang atau dikukus. Supaya udang rebus tampak cantik kemerah-merahan dan tidak berbau anyir, masukkan setetes cuka ke dalam air perebusnya. Makan Udang, Jangan Buang Kulitnya Selama ini orang mengonsumsi udang dengan cara mengupas dan membuang kulitnya. Padahal, kulit udang merupakan sumber kalsium yang sangat baik. Masyarakat Cina tradisional mengonsumsi udang tanpa mengupas kulitnya sejak dahulu kala. Kulit udang juga kaya akan kitosan, yang sangat bermanfaat untuk menghambat penyerapan lemak dan kolesterol di dalam tubuh. Jika kitosan terkena asam lambung, senyawa tersebut akan berubah menjadi semacam gel yang dapat mengikat kolesterol dan lemak yang berasal dari makanan. Kitosan adalah polimer yang tidak dapat dicerna, sehingga bila lemak terikat dengannya akan menjadi senyawa yang juga tidak dapat dicerna dan diserap. Hasil penelitian pada hewan percobaan menunjukkan, hewan yang diberi makanan yang mengandung kitosan mampu membuang lemak melalui kotoran hingga 5-10 kali lebih banyak daripada sumber serat lainnya. Penelitian di ARS Medicina, Helsinki, menunjukkan bahwa penggunaan kitosan selama empat minggu mampu menurunkan berat badan manusia rata-rata delapan persen. Kitosan juga mampu menurunkan kolesterol LDL (kolesterol jahat), sekaligus meningkatkan komposisi perbandingan kolesterol HDL (kolesterol baik) terhadap LDL. Sifat khas kitosan yang lain adalah kemampuannya menurunkan kandungan LDL kolesterol, sekaligus mendorong peningkatan HDL kolesterol di dalam serum darah. Para peneliti di Jepang menyebut kitosan sebagai agen penurun kolesterol (hypocholesterolemic agent) yang efektif karena mampu menurunkan kadar kolesterol darah tanpa efek samping. Dalam suatu uji klinis dilaporkan bahwa kadar kolesterol darah dapat berkurang hingga 32 persen setelah menggunakan kitosan selama lima minggu. Selain itu, konsentrasi HDL kolesterol meningkat 7,5 persen, dan kandungan trigliserida berkurang hingga 18 persen. Itulah sebabnya, meskipun udang dikenal memiliki kandungan kolesterol yang cukup tinggi, bila dikonsumsi bersama kulitnya, bahaya buruknya dapat dikurangi. Makan udang bersama kulitnya memang terasa aneh. Namun, jika sudah terbiasa, makan udang akan menjadi kenikmatan tersendiri karena tidak perlu dihantui rasa khawatir terhadap kolesterol tinggi. Selain itu, ukuran udang rebon yang sangat kecil tentu akan sangat menyulitkan bila harus dikupas. Oleh: Prof. DR. Made Astawan Ahli Teknologi Pangan dan Gizi | |||||||||||||||||||||||||||||||||
|